Tudungkepala berbentuk kerucut: CAPING: Tempat menyimpan barang barang cadangan: RESERVOIR: TTS Pintar Level 69. Pulau di Nusa Tenggara Timur: FLORES: Tudung kepala untuk kaum pria: SONGKOK: Smoke (Indonesia): ASAP: Sesuatu yang sangat diinginkan: IMPIAN: Pertolongan: BANTUAN: TTS Pintar Level 70.
Kaumperempuan Melayu memiliki dua jenis Baju, yaitu : Tudung; terdiri dari dua jenis, yaitu : tudung yang dikenakan untuk menutup kepala dengan bagian ujungnya agak terjurai dan terjuntai serta bagian sampingnya agak menyentuh pipi kiri dan kanan.. Sedangkan yang kedua adalah "tudung lingkup". Tudung ini dikenakan untuk menutup wajah.
Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS tudung kepala until pria. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Tudung kepala untuk kaum pria: TOPI: Dipakai Di Kepala: CAPING: Tudung kepala berbentuk kerucut: UDENG: Ikat kepala; destar: TOPI
Songkokdalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017), mempunyai makna tudung kepala untuk kaum pria (biasanya dibuat dari beledu). Sedangkan dalam masyarkat Madura songkok merupakan mahkota, keimanan, kekuatan dan kehormatan. Songkok sangat identik dengan simbol kesalehan dalam masyarakat. Istilah songkok sendiri berasal dari bahasa Ingris yaitu
Yangberarti bahwa biarawati bukan beragama Islam, atau istilahnya kafir. Dalam Islam, ada larangan untuk menyerupai orang kafir dalam hal-hal tertentu, salah satunya adalah gaya berpakaian. Jika seorang muslim perempuan (muslimah) mengenakan pakaian biarawati, maka ia dapat dikatakan menyerupai seorang biarawati.
Kaumpria biasa menggunakan tutup kepala yang disebut kopiah atau songkok, sedangkan kaum wanitanya menutup kepala dengan sepotong kain yang berupa selendang. Selain memakai selendang untuk menutup kepala, sering pula digunakan kain tudung kepala. Meski fungsinya sama, akan tetapi kain tudung kepala menutupi hampir seluruh tubuh pemakainya.
TUDUNGKEPALA BAGI PEREMPUAN DAN RAMBUT PENDEK BAGI LAKI-LAKI DALAM KITAB KORINTUS : a. HIASAN KEPALA WANITA : * 1 Korintus 11:2-16. 11:2 Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu. 11:3 LAI TB, Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu
Siapayang tidak tahu tutup kepala yang dibuat dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional Jawa. Ya, itulah blangkon. Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah blangkon merupakan bagian dari pakaian islami? Pun blangkon tidak ada dalam tradisi bangsa Arab pada masa Rasulullah saw.
tzMoV. Apa itu tudung kepala? tudung kepala adalah kata yang memiliki artinya, silahkan ke tabel berikut untuk penjelasan apa arti makna dan maksudnya. Pengertian tudung kepala adalah Kamus Definisi Bahasa Indonesia KBBI ? tudung kepala penutup kepala seperti terendak, cepiau, topi; 2 selubung muka selubung kepala tudung muka Definisi ? Loading data ~~~~ 5 - 10 detik semoga dapat membantu walau kurangnya jawaban pengertian lengkap untuk menyatakan artinya. pada postingan di atas pengertian dari kata “tudung kepala” berasal dari beberapa sumber, bahasa, dan website di internet yang dapat anda lihat di bagian menu sumber. Istilah Umum Istilah pada bidang apa makna yang terkandung arti kata tudung kepala artinya apaan sih? apa maksud perkataan tudung kepala apa terjemahan dalam bahasa Indonesia
Lori Official Writer Penggunaan kerudung identik dengan sebuah keyakinan jati diri dimana wanita harus menutupi kepalanya. Kerudung atau tudung kepala ternyata ada ditulis dalam Alkitab lho! Fakta Alkitab kali ini akan membahas Kerudung atau Tudung Kepala. Bagaimana sejarah kerudung mulai diterapkan sebagai kewajiban di zaman dulu? Apakah wanita Kristen wajib untuk menggunakan kerudung? Asal Usul Kerudung Kerudung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, adalah kain penutup kepala perempuan. Kerudung berbentuk semacam selendang yang menutupi bagian atas kepala dan rambut perempuan. Penggunaan Kerudung dalam kehidupan sehari-hari dilakukan karena berbagai tujuan, seperti untuk kehangatan bagian tubuh tertentu, kebersihan, bentuk tradisi, untuk fashion, atau jati diri dengan alasan keagamaan, kesopanan, dan berbagai alasan lainnya. Selain kerudung, ada beberapa istilah yang bisa digunakan untuk kain lainnya yang menutupi kepala ini, diantaranya shayla, snood, chador, niqab, burka, turban, dan lain sebagainya. Penutup kepala untuk perempuan sudah dikenal ribuan tahun yang lalu. Penduduk Iran tempo dulu, kelompok-kelompok Yahudi, dan juga bangsa India merupakan bangsa pemakai kerudung. Kerudung juga digunakan sebagai pakaian yang terhormat oleh kaum wanita Zaroaster, Hindu, Yahudi, dan Kristen. Sementara itu di abad 17, kaum wanita di beberapa daerah nusantara sudah menggunakan kerudung. Baca Juga FaktaAlkitab Kapan Orang Kristen Harus Ibadah Puasa? Sejarah Kerudung Dalam Tradisi Yahudi Dr. Menachem M. Brayer, yang merupakan seorang pemuka agama Yahudi yang juga sebagai Professor Literatur Injil pada Universitas Yeshiva dalam bukunya, The Jewish woman in Rabbinic Literature, menulis bahwa pakaian wanita Yahudi yang bepergian keluar rumah yaitu dengan menggunakan penutup kepala. Dr. Brayer Dalam bukunya tersebut mengutip pernyataan beberapa Rabbi atau pendeta Yahudi kuno yang terkenal "Bukanlah layaknya anak-anak perempuan Israel yang berjalan keluar tanpa penutup kepala" dan "Terkutuklah laki-laki yang membiarkan rambut istrinya terlihat," dan "Wanita yang membiarkan rambutnya terbuka untuk berdandan membawa kemelaratan." Selain itu Dr. Brayer menambahkan bahwa, wanita Yahudi yang tidak menggunakan penutup kepala dianggap penghinaan terhadap kesopanannya. Jika kepalanya tidak tertutup dia bisa dikenai denda sebanyak empat ratus zuzim koin Yahudi untuk pelanggaran tersebut. Sementara itu Hukum Yahudi melarang seorang Rabbi untuk memberikan berkat dan doa kepada wanita menikah yang tidak menutup kepalanya karena rambut yang tidak tertutup dianggap “telanjang". Kerudung juga menyimbolkan kondisi yang membedakan status dan kemewahan yang dimiliki oleh seorang wanita yang mengenakannya. Martabat dan keagungan seorang wanita bangsawan Yahudi bisa dinilai dari kerudung di kepalanya. BACA HALAMAN BERIKUTNYA ->W. Schneider menyatakan bahwa dikalangan masyarakat Yahudi kuno, pelacur-pelacur tidak diperbolehkan menutup kepalanya. Tetapi pelacur-pelacur sering memakai penutup kepala agar mereka lebih dihormati. Asal Usul Kerudung dalam Alkitab Dalam Alkitab, kata kerudung pertama kali muncul dalam Yesaya 319 yang bunyinya, “perhiasan-perhiasan telinga, pontoh-pontoh dan kerudung-kerudung;” Ayat ini merupakan bagian dalam teguran nabi Yesaya kepada para wanita Yerusalem yang sombong. Teguran Tuhan yang menyebut kata kerudung, jelas menunjukan bahwa busana wanita Israel di zaman itu sudah menggunakan kerudung atau tudung kepala untuk menutupi kepala dan rambutnya. Sementara itu Talmud Yahudi menjelaskan mengenai aturan yang ketat tentang busana kaum perempuan. Dimana kaum wanita yang keluar ke tempat umum dan berbicara dengan laki-laki tanpa mengenakan penutup kepala kerudung maka suaminya boleh menceraikannya tanpa membayar mahar. Dalam Kitab Zefanya 18 diterangkan, “Pada hari perjamuan korban Tuhan itu, Aku akan menghukum para pemuka, para anak-anak raja dan semua orang yang memakai pakaian asing.” Pakaian asing yang dimaksud adalah yang melenceng dari syariat Yahudi, yaitu pakaian besar yang menutup rambut hingga seluruh tubuh yang disebut tiche atau snood, sesuai dengan aturan kesopanan Yahudi Baca Juga Fakta Alkitab Ini Dia Kacang Merah Yang Bikin Esau Sampai Rela Jual Hak Kesulungannya Tudung Kepala Tanda Harga Diri 1 Korintus 11 2-16 adalah bagian Alkitab Perjanjian Baru yang membahas mengenai penutup kepala atau hiasan kepala bagi wanita. Dalam Ayat 6, Rasul Paulus menegaskan perihal tudung kepala seorang wanita, “Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.” Di masa pelayanan Rasul Paulus, wanita menutupi kepalanya atau menudungi kepalanya untuk menunjukkan sikap sopan dan tunduknya kepada sang suami, serta demi menyatakan martabatnya. Tudung mengandung arti bahwa wanita harus dihormati dan dihargai. Tanpa tudung, ia tidak memiliki martabat. Kaum pria tidak menghormati wanita yang tidak memakai tudung karena mereka seolah-olah memamerkan dirinya di depan umum secara memalukan. Maka dengan demikian, tudung kepala berfungsi sebagai suatu tanda harga diri dan kemuliaan seorang wanita sebagaimana Allah telah menciptakannya. BACA HALAMAN BERIKUTNYA ->Kerudung dan Keagamaan Penggunaan kerudung atau tudung kepala dapat menjadi sesuatu yang berhubungan dengan keagamaan. Misalnya bagi Perempuan Yahudi Ortodoks yang sudah menikah dimana mereka diwajibkan untuk menutupi rambut mereka dengan kerudung. Kerudung yang mereka gunakan dikenal dengan sebutan tiche atau snood, sesuai dengan aturan kesopanan tzniot. Para wanita Yahudi yang menetap di Eropa menggunakan kerudung sampai abad ke-19 hingga mereka bercampur baur dengan budaya sekuler. Dewasa ini, wanita-wanita Yahudi yang saleh tidak pernah memakai penutup kepala kecuali bila mereka mengunjungi tempat ibadah mereka. Baca Juga FaktaAlkitab Dimanakah Lokasi Taman Eden yang Sebenarnya? Kerudung juga dipakai oleh wanita Kristen Katolik saat menghadiri Misa atau Perayaan Ekaristi. Kerudung ini disebut Kerudung Misa atau Mantilla. Tradisi ini sebenarnya sudah ada sejak lama di dalam kalangan gereja mengenai penggunaan Mantila oleh wanita dalam perayaan Ekaristi. Bahkan sudah ada sejak zaman Rasul Paulus. Namun berjalannya waktu tradisi ini sudah mulai hilang termakan oleh zaman modern. Meskipun demikian, penggunaan Kerudung Misa belakangan ini mulai dipopulerkan kembali oleh Gereja mengingat makna pemakaiannya yang sangat mulia. Akan tetapi pemakaian Kerudung Misa ini tidaklah menjadi kewajiban setiap wanita namun sebagai bentuk devosi serta bentuk ketaataan atau kerendahan diri kepada Allah saat mengikuti Perayaan Misa. Prinsip di balik pemakaian tudung ini sampai sekarang pun masih diperlukan. Seorang wanita Kristen harus berdandan dengan sopan dan dengan hati-hati, mengenakan pakaian yang pantas dan bermartabat sehingga ia dapat pergi ke mana saja dengan aman dan hormat. Ketika seorang wanita berdandan dengan sopan dan pantas bagi kemuliaan Allah, dia mempertinggi tingkat martabat dan kelayakannya sendiri yang telah dikaruniakan oleh Allah. Sumber Halaman Tampilkan per Halaman
TUDUNG KEPALA Di kalangan orang Ibrani, tutup kepala tidak begitu ditonjolkan sebagai salah satu perlengkapan pakaian yang dikenakan sehari-hari. Jika perlu, adakalanya rakyat jelata memakai mantel atau jubah sebagai tutup kepala. Namun, tudung kepala yang indah sering kali dikenakan oleh pria-pria yang menduduki jabatan resmi, juga oleh pria maupun wanita pada perayaan atau peristiwa khusus. Imam-imam Israel memiliki model tutup kepala yang sudah ditetapkan.—Kel 284, 39, 40; lihat MAHKOTA; PAKAIAN. Jenis-Jenis Tudung Kepala dalam Kitab-Kitab Ibrani. Tutup kepala pertama yang disebutkan dalam Alkitab adalah kain kepala yang Ribka kenakan ketika ia bertemu dengan Ishak. Kej 2465 Kata Ibrani yang digunakan di ayat itu adalah tsaʽifʹ, yang di ayat-ayat lain diterjemahkan menjadi ”selendang”.—Kej 3814, 19. Serban Ibr., mitsneʹfeth imam besar terbuat dari linen halus dan dililitkan pada kepala, di bagian depannya terdapat lempeng emas yang diikat dengan tali biru. Kel 2836-39; Im 164 Tutup kepala yang indah milik imam-imam bawahan juga ’dililitkan’ pada kepala, tetapi untuk tudung kepala mereka kata Ibrani lain mighbaʽahʹ digunakan, yang menunjukkan bahwa bentuknya berbeda dan mungkin tidak serumit serban imam besar. Selain itu, tutup kepala imam bawahan tidak memiliki lempeng emas.—Im 813. Ayub menyebutkan serban dalam arti kiasan, menyamakan keadilannya dengan sebuah serban. Ayb 2914; bdk. Ams 19; 47-9. Kaum wanita kadang-kadang memakai serban. Yes 323 Di ayat-ayat ini kata Ibraninya adalah tsanifʹ. Kata itu digunakan dalam ungkapan ”serban kerajaan” di Yesaya 623, dan di Zakharia 35, untuk tutup kepala imam besar. Peʼerʹ, yang tampaknya mirip serban, dikenakan oleh pengantin laki-laki Yes 6110 dan menjadi simbol sukacita. Yes 613; bdk. Yeh 2417, 23. Kata ini juga digunakan untuk tudung kepala wanita Yes 320 dan untuk tudung kepala imam-imam.—Yeh 4418. Ikat kepala Ibr., syevisimʹ kelihatannya terbuat dari jalinan kain. Yes 318 ”Serban berliontin” Ibr., tevulimʹ yang menurut uraian Yehezkiel terdapat pada kepala para pejuang Khaldea bisa jadi berwarna-warni dan banyak hiasannya.—Yeh 2314, 15. Tiga pemuda Ibrani rekan Daniel, yang berpakaian lengkap dan bahkan mengenakan topi, dilemparkan ke dalam tanur Nebukhadnezar. Topi yang mereka kenakan itu mungkin adalah petunjuk gelar atau pangkat mereka. Ada yang beranggapan bahwa topi tersebut berbentuk kerucut.—Dan 321. Tutup Kepala pada Zaman Dahulu dan Zaman Modern. Kebanyakan gambar ukiran pada monumen dan relief di Mesir, Babilon, dan Asiria menggambarkan situasi peperangan dan perburuan, atau istana atau kuil. Akan tetapi, orang Mesir khususnya memiliki cukup banyak gambar tentang pekerja-pekerja yang menangani berbagai benda seni dan keterampilan. Pada gambar-gambar tersebut para raja, pemimpin, dan bangsawan diperlihatkan mengenakan berbagai macam tudung kepala, sedangkan rakyat jelata sering kali digambarkan tanpa tutup kepala, atau kadang-kadang memakai tutup kepala yang agak ketat. Bentuk tudung kepala yang sangat mirip dengan yang ada di Timur Tengah sekarang adalah kaffiyeh, yang dikenakan oleh orang Badui. Tudung itu terdiri dari sehelai kain persegi yang dilipat sehingga tiga ujungnya terjuntai di punggung dan bahu. Tudung ini diikatkan pada kepala dengan seutas tali sehingga hanya wajah yang kelihatan sedangkan kepala dan leher terlindung dari sinar matahari dan angin. Kemungkinan besar tutup kepala seperti itu dikenakan oleh orang-orang Ibrani pada zaman dahulu. Sebagai Tanda Ketundukan. Selain sebagai salah satu perlengkapan pakaian, tudung kepala memiliki makna rohani yang penting di kalangan hamba Allah yang berkaitan dengan kekepalaan dan ketundukan. Rasul Paulus menguraikan prinsip kekepalaan yang ditetapkan Allah yang berlaku dalam sidang Kristen, dengan mengatakan, ”Kepala dari setiap pria adalah Kristus; selanjutnya kepala dari seorang wanita adalah pria; selanjutnya kepala dari Kristus adalah Allah.” 1Kor 113 Paulus menekankan bahwa apabila seorang wanita berdoa atau bernubuat di dalam sidang, ia hendaknya mengenakan tudung kepala sebagai ”tanda wewenang”, yang menunjukkan bahwa ia mengakui kekepalaan pria dan tunduk kepada wewenang teokratis yang patut. 1Kor 114-6, 10 Tidak diragukan hal itu juga menjadi kebiasaan para nabiah zaman dahulu, seperti Debora Hak 44 dan Hana Luk 236-38, sewaktu mereka bernubuat.—Lihat RAMBUT. Sebaliknya, sang rasul memperlihatkan bahwa pria hendaknya tidak mengenakan tudung kepala sewaktu memimpin di hadapan sidang jemaat, misalnya sewaktu berdoa atau bernubuat. Itulah kedudukan normal seorang pria di bawah penyelenggaraan Allah. Apabila pria mengenakan tudung kepala dalam kasus-kasus itu, ia akan mempermalukan kepalanya sendiri. Selain itu, jika ia melakukan hal itu ia tidak menunjukkan respek kepada Yesus Kristus sebagai kepalanya maupun kepada Kepala Tertinggi, Allah Yehuwa, karena pria adalah ”gambar dan kemuliaan Allah”, yang semula diciptakan sebagai wakil Allah di bumi. Pria hendaknya tidak mengaburkan fakta itu dengan mengenakan tudung kepala. Pria diciptakan pertama, sebelum wanita; wanita ”berasal dari pria” dan diciptakan ”demi kepentingan pria”. Sifat-sifat wanita merupakan ungkapan kehormatan dan martabat pria, sama seperti sifat-sifat pria merupakan cerminan kehormatan dan martabat Allah. Oleh karena itu, wanita Kristen hendaknya dengan senang hati mengakui kedudukannya yang lebih rendah dengan memperlihatkan kesahajaan dan ketundukan; ia juga hendaknya bersedia mempertunjukkan sifat itu secara terang-terangan dengan mengenakan kerudung atau bahan lain sebagai tudung kepala. Ia hendaknya tidak berupaya merebut kedudukan pria, tetapi sebaliknya menjunjung kekepalaan pria.—1Kor 114, 7-10. Pada waktu sang rasul menulis surat kepada orang-orang Kristen di Korintus, mereka ini tinggal di antara orang Eropa dan Semitik, yakni orang-orang yang tidak membuat perbedaan alami dalam hal panjang rambut pria dan wanita. Budak-budak wanita dan orang-orang yang kedapatan melakukan percabulan atau perzinaan dicukur rambutnya. Dalam suratnya Paulus menarik perhatian kepada rambut panjang alami milik kaum wanita di sidang itu, dan menyebutnya sebagai pengingat tetap dari Allah bahwa kodrat wanita adalah untuk tunduk kepada pria. Oleh sebab itu, wanita hendaknya mengakui hal ini sewaktu melakukan apa yang biasanya menjadi tugas pria dalam sidang Kristen, dan ia hendaknya mengenakan semacam tudung kepala di samping rambut alaminya. Dengan demikian, ia akan memperlihatkan bahwa ia mengakui prinsip kekepalaan yang ditetapkan Allah dan bahwa ia membedakan antara kegiatan normalnya sehari-hari dan tugas-tugas khusus yang dilaksanakan dalam sidang, misalnya sewaktu tidak ada pria yang memenuhi syarat, atau sewaktu ia mengajar orang-orang lain secara pribadi dalam suatu forum resmi berupa pengajaran Alkitab yang dihadiri oleh suaminya atau anggota pria dari sidang.—1Kor 1111-15. Guna memberikan alasan yang jitu kepada sidang Allah agar mengikuti prosedur tersebut, sang rasul menunjuk kepada para malaikat Allah, yang ”diutus untuk melayani mereka yang akan mewarisi keselamatan”. Ibr 113, 14 Pribadi-pribadi roh yang perkasa itu berminat dan peduli akan terjaganya kedudukan orang Kristen dalam penyelenggaraan Allah sehingga tatanan teokratis dan ibadat murni dapat terus terpelihara di hadapan Allah.—1Kor 1110. Kita dapat memahami dengan lebih baik perlunya nasihat itu bagi sidang di Korintus zaman dahulu apabila kita tahu bahwa pada waktu itu merupakan kebiasaan umum bagi kaum wanita untuk selalu berkerudung di depan umum. Hanya orang-orang bertingkah laku bebas yang tidak berkerudung. Dan imam wanita kafir di kuil-kuil tampaknya ikut-ikutan menyingkirkan kerudung mereka dan membiarkan rambut mereka tergerai acak-acakan sewaktu mengaku mendapat ilham ilahi. Praktek semacam itu dalam sidang Kristen akan mendatangkan aib dan cemooh atas penyelenggaraan Allah Yehuwa berupa kekepalaan dan ketundukan. Paulus mengakhiri argumennya dengan mengatakan bahwa sekalipun ada orang yang membantah oleh karena suatu kebiasaan mana pun selain kebiasaan yang telah Paulus tetapkan, sidang hendaknya mengikuti nasihat sang rasul sehubungan dengan mengenakan tutup kepala. Dengan demikian, instruksi tersebut dapat diterapkan dalam sidang Kristen di mana-mana dan kapan pun.—1Kor 1116. Orang-orang Ibrani pada zaman dahulu mengenakan tudung kepala tidak saja sebagai perlengkapan pakaian tetapi mereka juga akan menutupi kepala sebagai tanda berkabung. 2Sam 1530; Yer 143 Kaum wanita juga memperlihatkan kesahajaan dengan cara demikian. Tidak lama sebelum Ribka bertemu Ishak, ia ”mengambil kain kepala dan menutupi dirinya”, tampaknya sebagai lambang dari ketundukannya kepada Ishak sebagai orang yang akan menjadi suaminya.—Kej 2465; lihat KEKEPALAAN.